Erick Edward. S

KNOWLEDGE is POWER

PERBEDAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

A. MASYARAKAT PERKOTAAN



PENGERTIAN PERKOTAAN
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.

Wirth          : Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Max Weber : Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 
Dwigth Sanderson  :  Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

         Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. 
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.   kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.   orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3.  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.   pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.   kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6.   interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.   pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.   perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

CIRI - CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN

          Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan pribadi
Hubungan dengan masyarakta lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling mempengaruhi
Kepercayaan yang kuat akan ilmu pengetahuan teknologi untuk kehidupan masyarakat
Masyarakat tergolong dalam macam – macam profesi, dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan
Tingkat pendidikan formal umumnya tinggi dan merata, Hukum yang berlaku adalah hokum tertulis yang kompleks, Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar,Masyarakat Perkotaan Di Indonesia

1. Struktur Penduduk Kota.
A. Segi Demografi.
     Ekspresi demografi dapat ditemui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota. Jenis kelamin dalam hal ini mempunyai arti penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh proporsi atau perbandingan jenis kelamin. Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota lebih banyak dihuni oleh wanita daripada pria. Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Suasana ini terdapat di daerah-daerah pedesaan atau sub urban.

B. Segi Ekonomi.
     Struktur kota dari segi ini dapat dilihat dari jenis-jenis mata pencaharian penduduk atau warga kota. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota adalah di bidang non agraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari segi jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti fungsi dari suatu kota.


C. Segi Segregasi.
     Segregasi dapat dianalogkan dengan pemisahan yang dapat menimbulkan
berbagai kelompok (clusters), sehingga kita sering mendengar adanya: kompleks perumahan pegawai bank, kompleks perumahan tentara, kompleks pertokoan, kompleks pecinan dan seterusnya. Segregasi ini ditimbulkan karena perbedaan suku, perbedaan pekerjaan, perbedaan strata sosial, perbedaan tingkat pendidikan dan masih beberapa sebab-sebab lainnya. Segregasi menurut mata pencaharian dapat dilihat pada adanya kompleks perumahan pegawai, buruh, industriawan, pedagang dan seterusnya, sedangkan menurut perbedaan strata sosial dapat dilihat adanya kompleks golongan berada. Segregasi ini tidak akan menimbulkan masalah apabila ada saling pengertian, toleransi antara fihak-fihak yang bersangkutan.

2. Sifat-Sifat Masyarakat Kota.
A. Sikap Kehidupan.
     Sikap kehidupan masyarakt kota cenderung pada individuisme/egoisme yaitu masing-masing anggota masyarakat berusaha sendiri-sendiri tanpa terikat oleh anggota masyarakt lainnya, hal mana menggambarkan corak hubungan yang terbatas, dimana setiap individu mempunyai otonomi jiwa atau kemerdekaan untuk melakukan apa yang mereka inginkan.

B. Tingkah Laku.
    Tingkah lakunya bergerak maju mempunyai sifat kreatif, radikal dan dinamis. Dari segi budaya masyarakat kota umumnya mempunyai tingkatan budaya yang lebih tinggi, karena kreativitas dan dinamikanya kehidupan kota lebih cepat menerima yang baru atau membuang sesuatu yang lama, lebih cepat mengadakan reaksi, lebih cepat menerima mode-mode dan kebiasaan-kebiasaan baru. Kedok peradaban yang diperolehnya ini dapat memberikan sesuatu perasaan harga diri yang lebih tinggi, jauh berbeda dengan seni budaya dalam masyarakat desa yang bersifat statis. Derajat kehidupan masyarakt kota beragam dengan corak sendiri-sendiri.


C. Perwatakan.
    Perwatakannya cenderung pada sifat materialistis. Akibat dari sikap hidup yang egoism dan pandangan hidup yang radikal dan dinamis menyebabkan masyarakat kota lemah dalam segi religi, yang mana menimbulkan efek-efek negative yang berbentuk tindakan amoral, indisipliner, kurang memperhatikan tanggungjawab sosial.


B. MASYARAKAT PEDESAAN



PENGERTIAN PEDESAAN
       Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.

Dengan ciri ciri sebagai berikut : 
       mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. 
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan 
Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. 

CIRI - CIRI MASYARAKAT PEDESAAN

      Lingkungan dan orientasi terhadap alam, Desa berhubungan erat dengan alam letak geografisnya didaerah desa petani, ini menunjang dalam kehidupannya.

1. Dalam segi pekerjaan atau mata pencaharian, Umumnya mata pencaharian warga perdesaan adalah bertani atau petani
2. Ukuran komunitas, Komunitas perdesaan umunya lebih kecil, dalam segi kilometer persegi
Kepadatan penduduknya, Kepadatan penduduk lebih rendah.
3. Diferensiasi social, Perbedaaan social relative lebih rendah
Pelapisan social, Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan bawah tidak terlalu besar
4. Pengawasan social, Masyarakat desa pengawasan social pribadi dan ramah tamah disamping itu menghormati norma.
5. Pola kepemimpinan, Menentukan pemimpin di desa, ditentukan oleh kualitas pribadi dan individu.
6. Dalam segi keluarga, Rasa persatuan dalam masyarakat desa sangat kuat.
Dalam segi pendidikan, Pendidikan keluarga mewarisi nilai – nilai dan norma – norma masyarakat kepada generasi berikutnya.
7. Dalam segi agama, Fungsi agama mengatur hubungan antara manusia dengan sang pencipta.
8. Dalam segi politik, Pemimpin yang berdasarka tradisi atau berdasarkan nilai – nilai social yang mendalam.
8. Kesetiakawanan social, Tolong menolong, dan gotong royong
Perilaku masyarakat desa, Tidak ada persaingan disamping itu juga pengaruh norma dan adata istiadat yang kuat.

      Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. 
     
      Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.  Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.  Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya

      Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
             a. konflik
             b. kontraversi
             c. kompetisi
Masyarakat Pedesaan Di Indonesia

1. Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. Hubungan primer Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
2. Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain bahkan ikut menyelesaikannya.
3. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
4. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
5. Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
6. Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik  pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.


PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN PEDESAAN DARI BERBAGAI ASPEK 

A.      Aspek Fisik
1)      Bentang Alam dan Garis Langit
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Di dalam ruang itu sendiri terdapat berbagai macam bentang alam, mulai dari laut, pantai, dataran rendah, sungai, perbukitan hingga pegunungan. Wilayah/kabupaten/pedesaan memiliki bentang alam yang bervariasi dan luas, berbeda dengan kota yang memiliki bentang alam homogen, yang dominan berada di daerah datar. Garis langit turut membedakan kenampakan kota dan wilayah/kabupaten/pedesaan. Kota cenderung memiliki garis langit buatan dengan dominasi bangunan-bangunan tinggi hingga menara-menara dan cerobong kawasan industri yang menjulang. Sedangkan wilayah/kabupaten/desa lebih didominasi garis langit alamiah seperti gunung dan pegunungan.

2)      Luas Wilayah
Kota memiliki luas yang lebih sempit dibanding dengan wilayah/kabupaten, seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Daerah kerja ‘kota’ jauh lebih kecil, dengan dominasi kawasan yang relatif datar namun infertile atau tidak terlalu subur. Berbeda dengan wilayah/kabupaten/pedesaan yang memiliki variasi kawasan mulai dari datar hingga berbukit-bukit (kemiringan yang variatif), dengan dominasi wilayah fertil yang sangat cocok untuk dikembangbiakkan jenis komoditas pertanian.

3)      Kepadatan penduduk
Perbedaan yang menyolok antara ‘kota’ dan ‘wilayah’ yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai ‘kabupaten’ salah satunya adalah kepadatan penduduk yang berbeda antara kota dan wilayah. Dengan luas yang relatif lebih sempit, kota dijejali ratusan hingga ribuan orang setiap kilometer perseginya. Berbeda dengan ‘wilayah’ yang memiliki daerah kerja yang lebih luas, dan penduduknya cenderung tersebar sehingga hanya berkisar puluhan orang tiap kilometer perseginya.

4)      Kegiatan Perekonomian
Oleh karena perbedaan kesuburan lahan seperti yang sudah dijelaskan di sub-aspek sebelumnya, fokus kegiatan perekonomian antara kota dan wilayah/kabupaten/pedesaan turut berbeda. Perbedaan paling menonjol adalah kegiatan perekonomian penduduk yang juga menjadi fungsi utama. Kegiatan utama penduduk wilayah/kabupaten/desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, oleh karena lahan fertile yang berlimpah. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat. Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, di samping sektor ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi.
Dalam hal distribusi hasil produksi ini pun terdapat perbedaan antara wilayah/kabupaten/desa dan kota. Di wilayah/kabupaten/desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun melimpah. Bahkan tempat penjualannya pun beraneka ragam. Ada barang-barang yang dijajakan di kaki-lima, dijual di pasar biasa dimana pembeli dapat tawar-menawar dengan penjual atau dijual di supermarket dalam suasana yang nyaman dan harga yang pasti. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, hal ini memerlukan tingkat teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian memerlukan tenaga-tenaga yang memilki keahlian khusus untuk melayani kegiatan produksi ataupun memperlancar arus distribusinya.

5)      Infrastruktur
Oleh karena perbedaan kegiatan perekonomian, maka infrastruktur pendukung di kota dan wilayah/kabupaten turut menjadi berbeda. Pengembangan infrastruktur di kota lebih terfokus pada kegiatan perdagangan dan jasa, seperti sarana transportasi massal untuk memudahkan mobilisasi penduduk, pelabuhan untuk distribusi produk hasil industri, bank dan stock exchange untuk menggerakkan kegiatan perekonomian dan jasa, hingga pasar modern dan pusat-pusat perbelanjaan untuk memenuhi karakteristik masyarakat perkotaan yang konsumtif. Sedangkan di wilayah/kabupaten/pedesaan cenderung mengembangkan infrastruktur pendukung seperti sarana irigasi, pembangkit listrik, hingga jalan untuk distribusi bahan mentah.

B.      Aspek Sosial dan Budaya
1)      Kehidupan Sosial Masyarakat
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di Indonesia. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
a.      Sederhana
b.      Mudah curiga
c.      Menjunjung tinggi norma-norma
d.      Memiliki sifat kekeluargaan
e.      Demokratis dan religious
f.       Menghargai orang lain
g.      Lugas dan berbicara apa adanya

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community. Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota:
a.      Individualistis
b.      Mobilitas tinggi
c.      Cenderung konsumtif dan hedonis
d.      Heterogen
e.      Jalan pikiran yang rasional
f.       Gaya hidup modern

2)      Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal-balik dalam masyarakat. Interaksi sosial di masyarakat wilayah/kabupaten/pedesaan masih sangat baik, mereka masih sangat tenggang rasa satu sama lain dan siap membantu bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada sifat kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat dan agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian dari keluarga. Masyarakat wilayah/kabupaten/desa cenderung memiliki sikap yang sama, menjunjung nilai luhur yang sama, berhubungan erat dan sederhana. Contohnya bila interaksi sosial di pedesaan masih sangat bergantung satu sama lain yaitu bila ada perayaan adat mereka akan bekerja sama untuk kelancaran berjalannya perayaaan, mulai dari yang menyiapkan sajian makanan, umbul-umbul dan peralatan yang dibutuhkan dalam perayaan. Hal ini agak berbeda dengan interaksi sosial di masyarakat perkotaan, dimana interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Walaupun begitu, oleh karena heterogenitas masyarakat kota, dimana tembok-tembok pemisah seperti perbedaan kebudayaan, agama, pandangan sudah mulai luntur, sehingga interaksi yang terjadi tidak lagi memandang perbedaan kebudayaan, keyakinan, dan agama.

3)       Struktur Pemerintahan
Untuk struktur pemerintahan kota terdiri kecamatan dan kelurahan di bawahnya, sementara untuk wilayah/kabupaten terdiri dari kecamatan, kelurahan dan desa. Desa ini merupakan wilayah otonom dalam lingkup kabupaten, sehingga dalam penentuan kepala desanya dipilih oleh masyarakat langsung. Berbeda dengan Lurah baik di kota ataupun di kabupaten, pemilihan Lurahnya diangkat langsung oleh bupati atau walikota.


Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara wilayah/kabupaten/pedesaan dan kota, yang dapat ditinjau dari beberapa aspek utama, antara lain aspek fisik yang mencakup bentang alam, garis langit, luas wilayah, kepadatan penduduk, kegiatan perekonomian, hingga infrastruktur. Aspek sosial terdiri dari kehidupan sosial masyarakat, interaksi sosial, hingga struktur pemerintahan.


Faktor pembeda
Wilayah/kabupaten/pedesaan
Kota
Bentang alam
Mencakup daerah yang luas dan bervariasi (pantai, sungai, dataran rendah, perbukitan, pegunungan)
Homogen
Garis langit
Alamiah
Buatan
Luas wilayah
Luas
Sempit
Kepadatan penduduk
Rendah
Tinggi
Kegiatan perekonomian
Agraris
Jasa, perdagangan, industri
Infrastruktur
Pendukung kegiatan pertanian dan produksi bahan mentah
Pendukung kegiatan jasa, perdagangan, dan produksi bahan jadi.
Kehidupan dan interaksi sosial
Homogen dan dominan komunal/berkelompok
Heterogen dan dominan individualis
Interaksi sosial
Faktor kepentingan kelompok
Faktor kepentingan pribadi
Struktur pemerintahan
Kecamatan, kelurahan, desa
Kecamatan, kelurahan



C. KESIMPULAN

Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial. 
Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.

Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.



Sumber:





ERICK EDWARD PLOREN SITORUS

Search

Gunadarma Corner

Popular Posts

Gunadarma Corner

Weekly most viewed

Electricity Lightning