PERBEDAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN
A. MASYARAKAT PERKOTAAN
PENGERTIAN PERKOTAAN
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian
yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
Wirth : Kota adalah suatu pemilihan yang cukup
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya.
Max Weber : Kota menurutnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar
lokal.
Dwigth Sanderson : Kota ialah tempat yang
berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan
mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada
daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur
pemerintahan.
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk
disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan
sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih
tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan
juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan
pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting,
untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
CIRI - CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas
kepentingan pribadi
Hubungan dengan masyarakta lain dilakukan secara
terbuka dengan suasana yang saling mempengaruhi
Kepercayaan yang kuat akan ilmu pengetahuan teknologi
untuk kehidupan masyarakat
Masyarakat tergolong dalam macam – macam profesi, dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan
Tingkat pendidikan formal umumnya tinggi dan merata, Hukum yang berlaku adalah hokum tertulis yang kompleks, Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar,Masyarakat Perkotaan Di Indonesia
1. Struktur Penduduk Kota.
A. Segi Demografi.
Ekspresi demografi dapat ditemui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota. Jenis kelamin dalam hal ini mempunyai arti penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh proporsi atau perbandingan jenis kelamin. Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota lebih banyak dihuni oleh wanita daripada pria. Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Suasana ini terdapat di daerah-daerah pedesaan atau sub urban.
Ekspresi demografi dapat ditemui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota. Jenis kelamin dalam hal ini mempunyai arti penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh proporsi atau perbandingan jenis kelamin. Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota lebih banyak dihuni oleh wanita daripada pria. Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Suasana ini terdapat di daerah-daerah pedesaan atau sub urban.
B. Segi Ekonomi.
Struktur kota dari segi ini dapat dilihat dari jenis-jenis mata pencaharian penduduk atau warga kota. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota adalah di bidang non agraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari segi jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti fungsi dari suatu kota.
C. Segi Segregasi.
Segregasi dapat dianalogkan dengan pemisahan yang dapat menimbulkan
berbagai kelompok (clusters), sehingga kita sering
mendengar adanya: kompleks perumahan pegawai bank, kompleks perumahan tentara,
kompleks pertokoan, kompleks pecinan dan seterusnya. Segregasi ini ditimbulkan
karena perbedaan suku, perbedaan pekerjaan, perbedaan strata sosial, perbedaan
tingkat pendidikan dan masih beberapa sebab-sebab lainnya. Segregasi menurut
mata pencaharian dapat dilihat pada adanya kompleks perumahan pegawai, buruh,
industriawan, pedagang dan seterusnya, sedangkan menurut perbedaan strata
sosial dapat dilihat adanya kompleks golongan berada. Segregasi ini tidak akan
menimbulkan masalah apabila ada saling pengertian, toleransi antara fihak-fihak
yang bersangkutan.
2. Sifat-Sifat Masyarakat Kota.
A. Sikap Kehidupan.
Sikap kehidupan masyarakt kota cenderung pada individuisme/egoisme yaitu masing-masing anggota masyarakat berusaha sendiri-sendiri tanpa terikat oleh anggota masyarakt lainnya, hal mana menggambarkan corak hubungan yang terbatas, dimana setiap individu mempunyai otonomi jiwa atau kemerdekaan untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
A. Sikap Kehidupan.
Sikap kehidupan masyarakt kota cenderung pada individuisme/egoisme yaitu masing-masing anggota masyarakat berusaha sendiri-sendiri tanpa terikat oleh anggota masyarakt lainnya, hal mana menggambarkan corak hubungan yang terbatas, dimana setiap individu mempunyai otonomi jiwa atau kemerdekaan untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
B. Tingkah Laku.
Tingkah lakunya bergerak maju mempunyai sifat kreatif, radikal dan dinamis. Dari segi budaya masyarakat kota umumnya mempunyai tingkatan budaya yang lebih tinggi, karena kreativitas dan dinamikanya kehidupan kota lebih cepat menerima yang baru atau membuang sesuatu yang lama, lebih cepat mengadakan reaksi, lebih cepat menerima mode-mode dan kebiasaan-kebiasaan baru. Kedok peradaban yang diperolehnya ini dapat memberikan sesuatu perasaan harga diri yang lebih tinggi, jauh berbeda dengan seni budaya dalam masyarakat desa yang bersifat statis. Derajat kehidupan masyarakt kota beragam dengan corak sendiri-sendiri.
C. Perwatakan.
Perwatakannya cenderung pada sifat materialistis. Akibat dari sikap hidup yang egoism dan pandangan hidup yang radikal dan dinamis menyebabkan masyarakat kota lemah dalam segi religi, yang mana menimbulkan efek-efek negative yang berbentuk tindakan amoral, indisipliner, kurang memperhatikan tanggungjawab sosial.
B. MASYARAKAT PEDESAAN
PENGERTIAN PEDESAAN
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo
Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau
kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat
itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antara ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan
Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum
yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
CIRI - CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
Lingkungan dan orientasi terhadap alam, Desa
berhubungan erat dengan alam letak geografisnya didaerah desa petani, ini
menunjang dalam kehidupannya.
1. Dalam segi pekerjaan atau mata
pencaharian, Umumnya mata pencaharian warga perdesaan adalah bertani atau
petani
2. Ukuran komunitas, Komunitas perdesaan umunya
lebih kecil, dalam segi kilometer persegi
Kepadatan penduduknya, Kepadatan penduduk lebih
rendah.
3. Diferensiasi social, Perbedaaan social relative
lebih rendah
Pelapisan social, Masyarakat desa kesenjangan
antara kelas atas dan bawah tidak terlalu besar
4. Pengawasan social, Masyarakat desa pengawasan
social pribadi dan ramah tamah disamping itu menghormati norma.
5. Pola kepemimpinan, Menentukan pemimpin di desa,
ditentukan oleh kualitas pribadi dan individu.
6. Dalam segi keluarga, Rasa persatuan dalam
masyarakat desa sangat kuat.
Dalam segi pendidikan, Pendidikan keluarga
mewarisi nilai – nilai dan norma – norma masyarakat kepada generasi berikutnya.
7. Dalam segi agama, Fungsi agama mengatur hubungan
antara manusia dengan sang pencipta.
8. Dalam segi politik, Pemimpin yang berdasarka
tradisi atau berdasarkan nilai – nilai social yang mendalam.
8. Kesetiakawanan social, Tolong menolong, dan
gotong royong
Perilaku masyarakat desa, Tidak ada persaingan
disamping itu juga pengaruh norma dan adata istiadat yang kuat.
Masyarakat
pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang
biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi
tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan
masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial
religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik
tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun
yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari
pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata
pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam
masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang
perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab
bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial.
Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a. konflik
b. kontraversi
c. kompetisi
Masyarakat Pedesaan Di Indonesia
1. Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. Hubungan primer Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
2. Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain bahkan ikut menyelesaikannya.
3. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
4. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
5. Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
6. Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
1. Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. Hubungan primer Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
2. Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain bahkan ikut menyelesaikannya.
3. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
4. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
5. Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
6. Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN PEDESAAN DARI BERBAGAI ASPEK
A.
Aspek Fisik
1)
Bentang Alam dan Garis Langit
Ruang
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Di dalam
ruang itu sendiri terdapat berbagai macam bentang alam, mulai dari laut,
pantai, dataran rendah, sungai, perbukitan hingga pegunungan.
Wilayah/kabupaten/pedesaan memiliki bentang alam yang bervariasi dan luas,
berbeda dengan kota yang memiliki bentang alam homogen, yang dominan berada di
daerah datar. Garis langit turut membedakan kenampakan kota dan
wilayah/kabupaten/pedesaan. Kota cenderung memiliki garis langit buatan dengan
dominasi bangunan-bangunan tinggi hingga menara-menara dan cerobong kawasan
industri yang menjulang. Sedangkan wilayah/kabupaten/desa lebih didominasi
garis langit alamiah seperti gunung dan pegunungan.
2)
Luas Wilayah
Kota
memiliki luas yang lebih sempit dibanding dengan wilayah/kabupaten, seperti
yang sudah disinggung sebelumnya. Daerah kerja ‘kota’ jauh lebih kecil, dengan
dominasi kawasan yang relatif datar namun infertile
atau tidak terlalu subur. Berbeda dengan wilayah/kabupaten/pedesaan yang
memiliki variasi kawasan mulai dari datar hingga berbukit-bukit (kemiringan
yang variatif), dengan dominasi wilayah fertil yang sangat cocok untuk
dikembangbiakkan jenis komoditas pertanian.
3)
Kepadatan penduduk
Perbedaan yang menyolok antara ‘kota’ dan ‘wilayah’ yang
dalam hal ini dapat diartikan sebagai ‘kabupaten’ salah satunya adalah
kepadatan penduduk yang berbeda antara kota dan wilayah. Dengan luas yang
relatif lebih sempit, kota dijejali ratusan hingga ribuan orang setiap
kilometer perseginya. Berbeda dengan ‘wilayah’ yang memiliki daerah kerja yang
lebih luas, dan penduduknya cenderung tersebar sehingga hanya berkisar puluhan
orang tiap kilometer perseginya.
4)
Kegiatan Perekonomian
Oleh
karena perbedaan kesuburan lahan seperti yang sudah dijelaskan di sub-aspek
sebelumnya, fokus kegiatan perekonomian antara kota dan
wilayah/kabupaten/pedesaan turut berbeda. Perbedaan paling
menonjol adalah kegiatan perekonomian penduduk yang juga menjadi fungsi utama.
Kegiatan utama penduduk wilayah/kabupaten/desa berada di sektor ekonomi primer
yaitu bidang agraris, oleh karena lahan fertile
yang berlimpah. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan
tanah untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat.
Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi
bidang industri, di samping sektor ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah,
baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah
yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga
berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi.
Dalam hal
distribusi hasil produksi ini pun terdapat perbedaan antara wilayah/kabupaten/desa
dan kota. Di wilayah/kabupaten/desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia
di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang
jumlahnya pun melimpah. Bahkan tempat penjualannya pun beraneka ragam. Ada
barang-barang yang dijajakan di kaki-lima, dijual di pasar biasa dimana pembeli
dapat tawar-menawar dengan penjual atau dijual di supermarket dalam suasana
yang nyaman dan harga yang pasti. Bidang produksi dan jalur distribusi di
perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan,
hal ini memerlukan tingkat teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian
memerlukan tenaga-tenaga yang memilki keahlian khusus untuk melayani kegiatan produksi
ataupun memperlancar arus distribusinya.
5)
Infrastruktur
Oleh
karena perbedaan kegiatan perekonomian, maka infrastruktur pendukung di kota
dan wilayah/kabupaten turut menjadi berbeda. Pengembangan infrastruktur di kota
lebih terfokus pada kegiatan perdagangan dan jasa, seperti sarana transportasi
massal untuk memudahkan mobilisasi penduduk, pelabuhan untuk distribusi produk
hasil industri, bank dan stock exchange
untuk menggerakkan kegiatan perekonomian dan jasa, hingga pasar modern dan
pusat-pusat perbelanjaan untuk memenuhi karakteristik masyarakat perkotaan yang
konsumtif. Sedangkan di wilayah/kabupaten/pedesaan cenderung mengembangkan
infrastruktur pendukung seperti sarana irigasi, pembangkit listrik, hingga
jalan untuk distribusi bahan mentah.
B.
Aspek Sosial dan Budaya
1)
Kehidupan Sosial Masyarakat
Karakteristik
umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di Indonesia. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah
tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang
terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
a. Sederhana
b. Mudah
curiga
c. Menjunjung
tinggi norma-norma
d. Memiliki
sifat kekeluargaan
e. Demokratis
dan religious
f. Menghargai orang lain
g. Lugas
dan berbicara apa adanya
Sedangkan
cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah
sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban
community. Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota:
a. Individualistis
b. Mobilitas
tinggi
c. Cenderung
konsumtif dan hedonis
d. Heterogen
e. Jalan
pikiran yang rasional
f. Gaya hidup modern
2)
Interaksi Sosial
Interaksi sosial
adalah hubungan timbal-balik dalam masyarakat. Interaksi sosial di masyarakat wilayah/kabupaten/pedesaan
masih sangat baik, mereka masih sangat tenggang rasa satu sama lain dan siap
membantu bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada
sifat kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat
dan agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian
dari keluarga. Masyarakat wilayah/kabupaten/desa cenderung memiliki sikap yang
sama, menjunjung nilai luhur yang sama, berhubungan erat dan sederhana. Contohnya
bila interaksi sosial di pedesaan masih sangat bergantung satu sama lain yaitu
bila ada perayaan adat mereka akan bekerja sama untuk kelancaran berjalannya perayaaan,
mulai dari yang menyiapkan sajian makanan, umbul-umbul dan peralatan yang
dibutuhkan dalam perayaan. Hal ini agak berbeda dengan interaksi sosial di
masyarakat perkotaan, dimana interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan
pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Walaupun begitu,
oleh karena heterogenitas masyarakat kota, dimana tembok-tembok pemisah seperti
perbedaan kebudayaan, agama, pandangan sudah mulai luntur, sehingga interaksi
yang terjadi tidak lagi memandang perbedaan kebudayaan, keyakinan, dan agama.
3)
Struktur Pemerintahan
Untuk struktur pemerintahan kota terdiri kecamatan
dan kelurahan di bawahnya, sementara untuk wilayah/kabupaten terdiri dari
kecamatan, kelurahan dan desa. Desa ini merupakan wilayah otonom dalam lingkup
kabupaten, sehingga dalam penentuan kepala desanya dipilih oleh masyarakat
langsung. Berbeda dengan Lurah baik di kota ataupun di kabupaten, pemilihan
Lurahnya diangkat langsung oleh bupati atau walikota.
Terdapat
perbedaan yang sangat jelas antara wilayah/kabupaten/pedesaan dan kota, yang
dapat ditinjau dari beberapa aspek utama, antara lain aspek fisik yang mencakup
bentang alam, garis langit, luas wilayah, kepadatan penduduk, kegiatan
perekonomian, hingga infrastruktur. Aspek sosial terdiri dari kehidupan sosial
masyarakat, interaksi sosial, hingga struktur pemerintahan.
Faktor pembeda
|
Wilayah/kabupaten/pedesaan
|
Kota
|
Bentang alam
|
Mencakup
daerah yang luas dan bervariasi (pantai, sungai, dataran rendah, perbukitan,
pegunungan)
|
Homogen
|
Garis langit
|
Alamiah
|
Buatan
|
Luas wilayah
|
Luas
|
Sempit
|
Kepadatan penduduk
|
Rendah
|
Tinggi
|
Kegiatan perekonomian
|
Agraris
|
Jasa,
perdagangan, industri
|
Infrastruktur
|
Pendukung
kegiatan pertanian dan produksi bahan mentah
|
Pendukung
kegiatan jasa, perdagangan, dan produksi bahan jadi.
|
Kehidupan
dan interaksi sosial
|
Homogen
dan dominan komunal/berkelompok
|
Heterogen
dan dominan individualis
|
Interaksi
sosial
|
Faktor
kepentingan kelompok
|
Faktor
kepentingan pribadi
|
Struktur pemerintahan
|
Kecamatan,
kelurahan, desa
|
Kecamatan,
kelurahan
|
C. KESIMPULAN
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa
hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan
orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial.
Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah
menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita
kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya
itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang
ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini,
kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu
pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi
moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan
tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada
lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar