1. PENGARUH PENAMBAHAN BENTONITE DAN SEMEN DALAM PROSES STABILISASI TANAH
DASAR (SUBGRADE)
Pada bagian abstrak terdapat latar belakang, tujuan, metode pengerjaan,
hasil serta kesimpulan yang jelas. Dilatarbelakangi karena sering terjadi
kegagalan konstruksi jalan raya, salah satunya akibat buruknya kualitas tanah
dasar (subgrade), sehingga diperlukan proses stabilisasi untuk
memperbaiki kualitas tanah. Diharapkan dengan adanya tambahan bentonite pada
campuran tanah dan semen, mampu memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik
tanah. Metode pengujian laboratorium berdasarkan SNI dan ASTM. Berdasarkan
hasil analisis, penambahan bentonite tidak membantu menstabilkan tanah, karena daya
serap bentonite hanya dapat digunakan sebagai bahan pengisi plastis dan kembang
susutnya tinggi. Jadi bentonite hanya dapat digunakan sebagai bahan pengisi
pada campuran tanah dan semen.
Pada tahap perencanaan, pemilihan judul sudah sesuai dengan latar belakang. Latar belakang tertera pada bagian abstrak. Perumusan masalah dan penentuan batasan masalah tidak dijelaskan pada jurnal ini. Tujuan dari stabilisasi tanah yaitu untuk meningkatkan kemampuan daya dukung tanah dalam menahan serta meningkatkan stabilitas tanah. Manfaat diberikan bentonite pada tanah adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh bentonite dalam proses stabilisasi. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengambilan tanah asli (subgrade), kemudian pada tanah tersebut akan dilakukan serangkaian uji/test. Pengujian berat jenis untuk tanah asli, semen dan bentonite. Selanjutnya pengujian atterberg limit, pemadatan, CBR laboratorium, unqonfined dan swelling. Sistematika penulisan pada jurnal ini sudah sesuai, namun tidak dijelaskan mengenai jadwal rencana kegiatan yang berlangsung.
Pada tahap pelaksaan, pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Pengolahn data tidak dijelaskan secara terperinci, Analisis data digambar melalui grafik dan dijelaskan, salah satunya penambahan semen 2% dapat menurunkan persentase swelling, tetapi setelah ditambah bentonite semakin naik. Artinya bahwa kadar semen dapat menurunkan potensi pengembangan tanah lempung, tetapi bentonite sebaliknya.
Pada tahap perencanaan, pemilihan judul sudah sesuai dengan latar belakang. Latar belakang tertera pada bagian abstrak. Perumusan masalah dan penentuan batasan masalah tidak dijelaskan pada jurnal ini. Tujuan dari stabilisasi tanah yaitu untuk meningkatkan kemampuan daya dukung tanah dalam menahan serta meningkatkan stabilitas tanah. Manfaat diberikan bentonite pada tanah adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh bentonite dalam proses stabilisasi. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengambilan tanah asli (subgrade), kemudian pada tanah tersebut akan dilakukan serangkaian uji/test. Pengujian berat jenis untuk tanah asli, semen dan bentonite. Selanjutnya pengujian atterberg limit, pemadatan, CBR laboratorium, unqonfined dan swelling. Sistematika penulisan pada jurnal ini sudah sesuai, namun tidak dijelaskan mengenai jadwal rencana kegiatan yang berlangsung.
Pada tahap pelaksaan, pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Pengolahn data tidak dijelaskan secara terperinci, Analisis data digambar melalui grafik dan dijelaskan, salah satunya penambahan semen 2% dapat menurunkan persentase swelling, tetapi setelah ditambah bentonite semakin naik. Artinya bahwa kadar semen dapat menurunkan potensi pengembangan tanah lempung, tetapi bentonite sebaliknya.
2.
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG
PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH
Pada bagian abstrak tidak terdapat latar
belakang permasalahan yang jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan tanah lempung yang dicampurkan pada tanah pasir terhadap
parameter kekuatan geser tanah. Tanah yang diuji berasal dari tanah pasir
pantai Padang yang memiliki butiran seragam dan merupakan jenis tanah non
kohesif yang mempunyai sifat antar butiran lepas. Untuk memperbaiki struktur
tanah ini maka dilakukan pencampuran tanah lempung. Pengujian geser langsung
dilakukan dengan dua cara, yang pertama kondisi basah, yaitu dengan pemadatan
menggunakan proktor standar, yang keduia kondisi kering, yaitu dengan
menggunakan derajat kerapatan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terjadi perubahan parameter kuat geser tanah setelah tanah lempung
dicampurkan pada tanah pasir. Untuk pengujian geser langsung, semakin padat
suatu massa tanah maka semakin besar sudut gesernya, sebaliknya semakin lepas
suatu massa tanah maka semakin kecil sudut geser yang dihasilkan. Semakin besar
kadar lempung yang ditambahkan maka semakin meningkat kohesi tanah tersebut,
dan sudut geser akan menjadi semakin menurun.
Pada tahap perencanaan, pemilihan judul sudah sesuai dengan masalah yang ditinjau. Apabila suatu tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas dan tidak padat, maka tanah tersebut perlu dilakukan perbaikan. Pada percobaan ini tanah pasir diperbaiki dengan mencampurkan tanah lempung pada tanah pasir untuk diteliti kuat geser tanahnya. Perumusan masalah dan penentuan batasan masalah tidak dijelaskan pada jurnal ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh penambahan tanah lempung yang dicampurkan pada tanah pasir pantai terhadap kekuatan geser tanah. Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan tanah lempung yang dicampurkan pada tanah pasir pantai terhadap kekuatan geser tanah pasir sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif penggunaan tanah lempung sebagai bahan stabilisasi pada tanah pasir pantai dan dapat diaplikasikan pada kasus-kasus geoteknik di lapangan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengujian geser langsung pada kondisi tanah kering dan tanah basah. Sistematika penulisan pada jurnal ini sudah sesuai, namun tidak dijelaskan mengenai jadwal rencana kegiatan yang berlangsung.
Pada tahap pelaksaan, pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Pengolahan data dilakukan menggunakan dua cara, yaitu AASTHO dan USCS. Analisis data digambar melalui grafik dan dijelaskan, salah satunya adalah semakin besar kadar lempung maka nilai sudut geser dalam semakin berkurang dan nilai kohesi semakin tinggi. Penafsiran analisis data dijelaskan secara terperinci, hingga dapat disimpulkan bahwa semakin padat massa tanah maka semakin besar sudut gesernya, dan sebaliknya semakin lepas massa tanah maka sudut geser semakin menurun.
3. PENGARUH PROSES PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN PADA TANAH EKSPANSIF YANG
DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN ECO CURE
Link jurnal : http://filest.distrodoc.com/content/pdf/2015-06-12/jurnal-mekanika-tanah-penelitian-stabilisasi-tanah-lempung.pdf
Pada bagian abstrak terdapat
latar belakang, tujuan, metode pengerjaan, hasil serta kesimpulan yang jelas.
Dilatarbelakangi karena beberapa kondisi jalan di daerah Indonesia masih berupa
tanah asli yang didominasi oleh tanah lempung dengan plastisitas dan
kembang-susut yang tinggi. Pada kondisi tanah tersebut, permukaan jalan sangat
mudah berubah karena faktor air, sehingga di musim hujan banyak ruas-ruas jalan
yang rusak berat dan tidak dapat dilewati kendaraan bermotor. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh siklus pembasahan dan
pengeringan pada tanah ekspansif yang distabilisasi oleh kapur dan eco
cure. Kekuatan tekan diuji dengan unconfined compression test dan
daya dukung diuji dengan tes CBR laboratorium. Hasil pemakaian kapur dan eco
cure menghasilkan perbaikan sifat-sifat fisik dan mekanik dari tanah
asli. Namun dari hasil tersebut, diperlukan variasi penambahan kapur dengan
persentase yang berbeda atau perlu dipertimbangkan juga pemakaian campuran
semen-kapur apabila ditambahkan dengan eco cure.
Pada tahap perencanaan, pemilihan judul sudah sesuai dengan latar belakang. Latar belakang tertera pada bagian abstrak. Perumusan masalah pada jurnal ini adalah bagaimana perubahan nilai CBR dan kuat tekan pada contoh tanah asli dan contoh tanah yang distabilisasi dengan kapur dan eco cure, serta bagaimana pengaruh proses pembasahan dan pengeringan terhadap kuat tekan, kuat geser dan perubahan volume contoh tanah asli dan contoh tanah yang distabilisasi dengan kapur dan eco cure. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi, yaitu penelitian dilakukan pada tanah asli jalan Bojonegoro - Padangan km 133 + 500 yang distabilisasi dengan kapur 8% dan eco cure 1%, serta pengujian kuat tekan menggunakan unconfined compression test dan nilai CBR diperoleh dari pengujian CBR laboratorium. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan nilai CBR dan kuat tekan pada contoh tanah asli dan contoh tanah yang distabilisasi dengan kapur dan eco cure, serta mempelajari perilaku pengaruh proses pembasahan dan pengeringan terhadap kuat tekan, kuat geser dan perubahan volume contoh tanah asli dan contoh tanah yang distabilisasi dengan kapur dan eco cure. Manfaat penelitian ini diharapkan bahwa penggunaan bahan stabilisasi kapur dan eco cure mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada pekerjaan jalan pada tanah asli dengan kondisi plastisitas dan kembang-susut yang tinggi saat musim hujan dan musim kemarau. Metode pengumpulan data tidak dijelaskan. Sistemtika penulisan sudah sesuai, namun jadwal rencana kegiatan tidak dijelaskan.
Pada tahap pelaksaan, pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Pengolahan data dijelaskan secara terperinci. Ada beberapa bagian yang dianalisis, yaitu hasil pengujian sifat fisik tanah lempung campuran, hasil pengujian pemadatan standar terhadap tanah lempung campuran, perubahan nilai CBR akibat penambahan kapur dan eco cure, perubahan nilai swelling akibat penambahan kapur dan eco cure, dan hasil pengujian benda uji akibat siklus pembasahan dan pengeringan, Berdasarkan analisis yang didapati, dapat disimpulkan bahwa penambahan kapur 8% dan eco cure 1% menyebabkan perubahan kepadatan tanah akibat pemakaian berat volume kering yang meningkat, serta meningkatnya daya dukung tanah, yaitu kuat tekan, kuat geser dan nilai CBR.
4. PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5 cm PADA STABILITASI
TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR TERHADAP DAYA
DUKUNG TANAH
Pada abstrak jurnal ini,
penulis sudah cukup menjelaskan bagian-bagian yang sesuai dengan sistematika
seharusnya pada penulisan abstrak. Penulis mengungkapkan tujuan penulisannya
yaitu untuk memperbaiki tanah lempung ekspansif dengan menggunakan metode deep
soil mixing berpola triangular dengan diameter kolom 5 cm untuk meningkatkan
daya dukung.
Pada tahap perencanaan,
penulis menjelaskan latar belakang yang sesuai dengan judul yang dipilih.
Tujuan yang diungkapkan juga cukup dijawab pada bagian kesimpulan dengan
penjelasan yang cukup detail. Begitu juga dengan metode yang dipakai, penulis
menyajikannya dengan menggunakan diagram yang cukup mempermudah pembaca untuk
memahami alurnya.
Pada tahap pelaksanaan,
jurnal ini menjelaskannya dengan detail dari mulai klasifikasi, kriteria
lempung ekspansif dan uji pembebanan. Penulis meyajikannya juga dengan
menggunakan tabel dan grafik yang cukup jelas sehingga didapat kesimpulan bahwa
semakin besar jarak antara kolom. semakin kecil daya dukung yang dihasilkan
tetapi penurunan semakin besar. Semakin besar kedalaman kolom, maka daya dukung
yang dihasilkan semakin besar tetapi penurunan semakin kecil.
5.
KAJIAN KERUNTUHAN INDUSTRI PADA SAAT
PROSES KONTRUKSI
Pada bagian abstrak,
penulis sudah cukup detil menjelaskan mengenai latar belakang masalah penulisan
jurnal tersebut. Hanya saja penulis tidak mencantumkan tujuan dilakukannya
penelitian tersebut. Hal yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian
tersebut adalah keingintahuan penulis terhadap hal-hal yang mempengaruhi
keruntuhan bangunan pada saat konstruksi. Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh penulis, didapatkanlah hasil bahwa penyebab keruntuhan
bangunan adalah gaya angin yang ada pada saat konstruksi mengenai struktur yang
belum rampung sehingga struktur mengalami ketidakstabilan.
Hasil dan Pembahasan Penulis membuat dua
hipotesis yang memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya bangunan saat proses
konstruksi. Hipotesis tersebut antara lain adalah beban berlebih yang
menyebabkan kekuatan struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan
fraktur/putus atau lendutan yang besar, atau ada beban aktual yang tidak
diperhitungkan dalam perencanaan.
Berdasarkan analisis dan
perhitungan ulang yang telah dilakukan ternyata tidak ada kesalahan perhitungan
dalam hal kuantitas bahan. Artinya, bahan yang digunakan di lapangan sudah
sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Hipotesis kedua
diterima, penyebab runtuhnya bangunan adalah karena ada beban aktual yang tidak
diperhitungkan atau terjadi salah perhitungan. Bangunan yang belum rampung
proses pembangunannya itu mendapatkan beban angin berlebih sehingga struktur
tidak dapat menahan beban angin dan terjadilah keruntuhan pada struktur
tersebut.
Pada bagian kesimpulan, penulis kurang
membahas lebih lanjut mengenai penyebab keruntuhan sehingga penjelasan yang ada
lebih kepada penjelasan-penjelasan umum mengenai sifat baja. Penulis hanya
menjelaskan bahwa penyebab keruntuhan adalah karena adanya beban angin yang
besar pada saat pembangunan sedang berjalan.
Sumber :
http://adeprayogy.blogspot.com/2016/11/review-jurnal-teknik-sipil.html
http://abrahamfranklins.blogspot.com/2016/10/analisis-jurnal-teknik-sipil-abrahamf.html
0 komentar:
Posting Komentar