KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya
sehingga penyusun berhasil menyelesaikan Proposal Tugas Akhir
yang berjudul “Analisa Kinerja Sistem Jaringan Distribusi PDAM Magelang”.
Proposal ini merupkan persyaratan untuk mengajukan penelitian Tugas Akhir,
dimana Tugas Akhir merupakan kurikulum program studi teknik sipil untuk
mencapai drajad s-1.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan proposal ini baik
secara material maupun Spritual dan yang memberikan motivasi sehingga
penyusunan proposal ini dapat berjalan dengan baik.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa dalam proposal ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran sangat saya
harapkan. Sekian dan terima kasih
Yogyakarta .............Januari 2015
Penyusun
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya
kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih
mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang
banyak. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan
sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
secara individu maupun kelompok.
Masyarakat sering mengeluh air yang disalurkan PDAM sering macet,
keruh. Masyarakat di beberapa wilayah pelayanan akhirnya hanya menggunakan air
PAM untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk minum dan memasak mereka
mengeluarkan uang ekstra untuk membeli AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). PDAM
kota Magelang mempunyai masalah yang sama yaitu tingkat pelayanan (coverage
level) yang rendah dan tingkat kehilangan air (uncounted water) yang tinggi.
Tingkat kebocoran Perusahaan Air Minum di Indonesia rata-rata diatas 30%.
Disamping permasalahan-permasalahan yang timbul dalam sistem penyediaan air
minum, PDAM juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja sistem dalam
rangka mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat. Konsumsi air akan selalu
mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan populasi.
1.2. Maksud
dan Tujuan Penelitian
Maksud
dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kinerja sistem distribusi air
minum yang telah dilakukan oleh PDAM Magelang dalam memenuhi kebutuhan air
minum di Kota Magelang.
Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa kualitas dan kuantitas air bersih yang
dihasilkan oleh PDAM Magelang dibandingkan dengan besarnya kebutuhan air bersih
masyarakat di lingkungan Kota Magelang.
2. Menganalisa faktor-faktor persyaratan yang harus
terpenuhi agar suatu sistem distribusi air bersih dapat berjalan, yang meliputi
kapasitas tampungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, debit aliran,
kecepatan aliran,dan tekanan.
1.3. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini,
maka timbul
permasalahan yang menarik untuk diteliti yaitu:
1. Apakah pelayanan yang diberikan oleh PDAM Magelang
memberikan pelayanan yang optimal dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga
kota Magelang?
2. Apakah kinerja sistem jaringan distribusi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi air bersih
oleh PDAM Magelang saat ini dapat berjalan secara
optimal?
1.4. Batasan
Masalah
1. Penelitian terbatas pada sistem jaringan distribusi air
bersih di kota Magelang yang dikelola oleh PDAM Magelang
2. Besarnya jumlah air yang tercatat pada meter air
pelanggan, diasumsikan merupakan kemampuan layanan sistem distribusi air bersih
oleh PDAM terhadap masyarakat kota Magelang
3. Kualitas air bersih pada penelitian ini dibatasi pada
bau, rasa, dan warna dari air bersih yang didistribusikan ke pelanggan
4. Kuantitas air bersih yang dimaksud yaitu terpenuhinya
kebutuhan setiap pelanggan, yang dalam penelitian ini adalah warga kota Magelang
5. Kontinuitas aliran air bersih yang dimaksud
adalah tercukupinya pasokan air bersih sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dan
mengalir secara kontinyu selama 24 jam setiap hari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi sistem sosial dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Sistem
infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur
dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang
dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan ekonomi masyarakat (Grigg, 2000 dalam Kodoatie, 2003,Bab I hal 9).
Secara lebih spesifik oleh American Public Works Association (Stone, 1974 dalam Kodoatie, 2003, Bab VII hal. 187) infrastruktur
didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan oleh
agen-agen publik untuk fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga
listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan seimbang untuk
memfasilitasi tujuan ekonomi dan sosial.
Infrastruktur perkotaan dapat menjadi faktor penentu kebijakan perkembangan
lahan atau suatu kawasan. Sistem jaringan air bersih merupakan salah satu dari
infrastruktur perkotaan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk suatu kota. Sehingga dapat dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih
memegang peranan penting dalam perkembangan suatu kota. Apabila fasilitas
infrastruktur telah terbangun secara benar, dan penyediaan pelayanan umum telah
terjamin sesuai dengan rencana yang ditetapkan, maka pola perkembangan
masyarakat dapat dikendalikan secara efektif.
III. LANDASAN
TREORI
III.1 Persyaratan
dalam Penyediaan Air Bersih
III.1.1 Persyaratan
Kualitas
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku dan air
bersih. Dalam Modul Gambaran Umum Penyediaan dan
Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003
hal. 4-5 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih meliputi:
1. Persyaratan fisik
2. Persyaratan kimiawi
3. Persyaratan bakteriologis
4. Persyaratan radioaktifitas
III.1.2 Persyaratan
Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk
yang akan dilayani.
III.1.3 Persyaratan
Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada
saat musim kemarau maupun musim hujan.
Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan
air tersedia.
III.1.4 Persyaratan
Tekanan Air
Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan
dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan
adalah sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5mka
(meter kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah
22mka (setara dengan gedung 6 lantai).
III.2 Sistem
Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih
III.2.1 Sistem
Distribusi Air Bersih
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan
tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah
ketersedian air setiap waktu. Suplai air
melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem; yaitu
1. Continuous
system
2. Intermitten
system
III.2.2 Sistem
Pengaliran Air Bersih
Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas
dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain.
Metode dari pendistribusian air tergantung
pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Menurut Howard S Peavy et.al (1985, Bab 6
hal. 324-326) sistempengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut;
a. Cara Gravitasi
b. Cara Pemompaan
c. Cara Gabungan
III.3 Aplikasi
Epanet 2.0 dalam Analisa Jaringan Distribusi Air Bersih
III.3.1 Umum
Epanet 2.0 adalah program komputer yang berbasis windows yang merupakan program simulasi dari
perkembangan waktu dari profil hidrolis dan perlakuan
kualitas air bersih dalam suatu jaringan pipa distribusi, yang didalamnya terdiri dari titik/node/junction pipa,
pompa, valve (asesoris) dan reservoir baik
ground reservoar maupun reservoir menara. Epanet 2.0 didesain sebagai alat untuk
mengetahui perkembangan dan pergerakan air
serta degradasi unsur kimia yang terkandung dalam air di pipa distribusi air bersih, yang dapat digunakan untuk
analisa berbagai macam sistem distribusi,
detail desain, model kalibrasi hidrolis. Analisa sisa khlor dan beberapaunsur
lainnya.
III.3.2 Input
data dalam Epanet 2.0
Data data yang dibutuhkan dalam Epanet 2.0 sangat penting sekali dalam
proses analisa, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih berbasis epanet.
Input data yang dibutuhkan adalah:
1. Peta jaringan
2. Node/junction/titik dari komponen distribusi.
3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
5. Diameter dalam pipa
6. Jenis pipa yang digunakan
7. Umur pipa
8. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dan lain lain)
9. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
10. Bentuk dan ukuran reservoir.
11. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
12. Faktor fluktuasi pemakaian air
13. Konsentrasi khlor di sumber
Output yang dihasilkan diantaranya adalah :
1. Hidrolik head masing - masing titik.
2. Tekanan dan kualitas air. (Epanet 2.0 Users Manual )
IV. METODOLOGI
PENELITIAN
IV.1 Pendahuluan
penelitian tentang analisa kinerja sistem jaringan distribusi pdam magelang
bertujuan umtukMenganalisa kualitas dan kuantitas air bersih yang dihasilkan
oleh PDAM Magelang,Menganalisa faktor-faktor persyaratan yang harus terpenuhi
agar suatu sistem distribusi air bersih dapat berjalan, yang meliputi kapasitas
tampungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, debit aliran, kecepatan
aliran,dan tekanan
IV.2 Kebutuhan
Data
Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang secara langsung bersumber dari observasi lapangan,
pengukuran secara langsung di lapangan.
2. Data Sekuder
Merupakan data-data yang bersumber dari data-data yang telah dihimpun oleh
instansi-instansi terkait, yang dalam hal ini adalah PDAM Magelang.
IV.3 Prosedur
Penelitian
Kegiatan pelaksanaan penelitian tentang analisa kinerja jaringan dan tingkat kepuasan pelanggan pada sistem distribusi
air bersih PDAM Kecamatan Banyumanik,
dengan studi kasus Kelurahan Srondol Wetan, Perumnas Banyumanik
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengecekan terhadap
data-data yang telah diperoleh, yaitu data topografi, data jaringan, data
inflow, data debit, data tekanan air, data kontinuitas aliran, data kualitas
air, serta karakteristik pemakaian air.
2. Melakukan simulasi pengoperasian
jaringan air bersih menggunakan program EPANET 2.0 berdasarkan data yang telah
diperoleh,yaitu kondisi konfigurasi jaringan dan topografi, dengan input data
yang meliputi data fisik jaringan, interkoneksi jaringan, sumber-sumber air,
serta aksesoris jaringan pipa. Input data terdiri dari :
a. Tabel Pipa
Data yang dimasukkan meliputi nomor pipa, panjang pipa, diameter pipa,
kekasaran dalam pipa, serta titik (node) pada ujung hulu dan hilir. Output yang
dihasilkan meliputi kecepatan aliran dalam pipa
b. Tabel Titik (node)
Node merupakan input data mengenai koneksi antar node dan parameter tiap
node tersebut. Input data meliputi nomor node, elevasi node, kebutuhan (demand)
pada node tersebut, serta koordinat lokasi node.
c. Tabel Inflow
Merupakan data masukan mengenai sumber-sumber air yang memasok air ke
jaringan. Sumber air dapat berupa reservoir ataupun tangki, serta termasuk di
dalamnya adalah pompa. Input data yang diperlukan meliputi besarnya debit
inflow ke jaringan.
d. Tabel Liku – Karakteristik Pompa
Merupakan data hubungan antara tinggi (head) terhadap kapasitas aliran
pompa. Liku karakteristik ini digunakan sebagai input dalam tabel inflow.
3. Melakukan analisa kinerja pelayanan
jaringan air bersih berdasarkan data primer maupun sekunder tentang debit air,
tekanan, kontinuitas aliran, dan kualitas air sebagai parameter untuk
mendapatkan hasil analisa kinerja pelayanan jaringan air bersih.
Daftar
Pustaka
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990
Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih
Kodoatie, Robert dkk, 2001, Pengelolaan Sumber Daya Air
Dalam Otonomi Daerah, Yogyakarta, Penerbit Andi.