MAKALAH RISET OPERASI
OPTIMASI ANGGARAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN LINIER PROGRAMMING STUDI KASUS: PILAR
PANCA GROUP
PENDAHULUAN
Menurut
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Pasal 11, menyatakan bahwa
salah satu persyaratan penyedia barang atau jasa dalam pelaksanaan pengadaan
adalah memiliki sumberdaya manusia,
modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang atau jasa. Jika sumber dana yang ada pada
perusahaan konstruksi tersebut terbatas, maka seorang pemimpin proyek harus
dapat merencanakan anggaran proyek (cashflow)
pada satu atau beberapa proyek tersebut. Pendanaan yang terbatas serta
pemilihan jumlah proyek yang kurang tepat dapat mengakibatkan kerugian dari
sisi pemilik maupun rekanan proyek. Kerugian yang dialami pemilik proyek
tentunya adalah keterlambatan penyelesaian proyek. Sedangkan kerugian yang
dialami dari sisi kontraktor adalah penghentian kontrak karena tidak dapat
memenuhi ketetapan kontrak proyek, selain itu kontraktor sulit mendapat
kepercayaan dari pemilik proyek untuk mengerjakan proyek-proyek berikutnya.
Masalah
pendanaan yang terbatas dapat diselesaikan dengan pengalokasian dana yang
tepat. Alokasi dana dapat di hasilkan dari evaluasi terhadap jenis kontrak dan
termijn pembayaran. Ketepatan perhitungan proporsi sumber daya dan sumber dana
yang harus dikeluarkan oleh suatu proyek konstruksi, akan dapat terorganisir
apabila terdapat suatu standar yang digunakan sebagai suatu acuan sehingga
penggunaan cost secara efisien akan tercapai.
Pemrograman
Linier (linear programing) merupakan
suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian
sumber-sumber yang terbatas. Masalah tersebut akan timbul apabila seseorang
diharuskan memilih atau menentukan setiap kegiatan yang akan dilakukan dimana
setiap kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas.
Dengan menggunakan teknik linear programing dapat dianalisa kemampuan
perusahaan dalam menangani proyek-proyek
yang sedang atau akan berjalan. Dengan model tersebut juga dapat dianalisa
kemungkinan sumber dan jumlah dana lain yang dapat dialokasikan pada proyek
tersebut seandainya dana yang tersedia di perusahaan tidak memenuhi syarat.
Jika sumber dana diperoleh dari Bank, dapat dikaji kapan dan berapa jumlah dana
yang harus dicairkan dari Bank, berapa besar bunga Bank dan lama waktu
pelunasan hutang.
Secara
umum teknik ini berhubungan dengan perkiraan cashflow yang mungkin akan terjadi pada rekanan pada saat
melaksanakan proyek. Teknik ini juga dapat digunakan oleh panitia pengadaan
untuk menentukan apakah rekanan yang ikut dalam proses tender memiliki
kemampuan dalam melaksanakan proyek.
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah menganalisa kemampuan dalam mengerjakan proyek dengan keterbatasan dana
yang dimiliki oleh Pilar Panca Group sebagai studi kasus, termasuk analisa
perencanaan pendanaan dan keuntungan yang optimal. Dalam analisa perencanaan
pendanaan akan dibahas berapa kebutuhan dana minimum yang dibutuhkan tiap
bulan, termasuk besar nilai dan kapan dana tambahan dibutuhkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Studi Pendahuluan; dilakukan dengan observasi
secara langsung pada perusahaan Pilar Panca Group di Pasuruan. Hasil wawancara
ini akan menghasilkan identifikasi permasalahan yang terjadi pada perusahaan.
b. Tinjauan Pustaka; berupa studi pustaka perihal
definisi proyek, kontrak, termijn pembayaran dan linear programing. Studi pustaka dilakukan dengan cara melalui
bacaan literatur, referensi buku teks, dan sumber pustaka lainnya seperti
website yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
c. Analisis; dilakukan melalui proses: (1)
penghitungan proyeksi cashflow untuk
masing-masing proyek berdasarkan data
time schedule proyek yang telah didapat; (2) pembuatan diagram cashflow proyek; (3) penentuan variabel
yang dapat diilustrasikan bahwa
sebuah perusahaan konstruksi akan mengerjakan beberapa proyek konstruksi dalam
periode 1 tahun; serta (3) running
program atau analisis model dengan teknik pemrograman linear yang menggunakan
teknik pemrograman linear dengan software
winqsb.
d. Pembahasan; berisi perbandingan proyek secara single project dan multi project, serta analisis model yang berisi kelayakan pendanaan proyek, kebutuhan dana tambahan, tujuan
maksimum, surplus dana dan keuntungan yang didapat
e.
Kesimpulan dan Saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Data Proyek I
Berdasarkan alur uang masuk dan uang keluar
perusahaan untuk proyek I, maka diperoleh perhitungan variabel “P” (nilai
kelayakan) sebagai berikut:
Tabel 1.
Variabel “P1” untuk Proyek I (juta rupiah)
Selanjutnya adalah membuat model matematis
proyek dan running software untuk Proyek I. Dari hasil
pemrograman linear untuk model Proyek I
didapat hasil antara lain:
1. Nilai P1=1, dimana menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan (rekanan) untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 100% atau
dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana.
2. Dana sebesar Rp 134juta (D1) hanya dibutuhkan di
bulan pertama saja (Maret).
3. Objective
Function Max pada bulan
Desember 2012 sebesar Rp 354juta yang
berarti
keuntungan perusahaan adalah: Rp 354juta-(D1) = Rp 220juta (22,17% dari
nilai proyek)
4. BEP tercapai diantara bulan Mei dan Juni, yaitu
pada saat nilai S3-S4 sebesar Rp 111~309juta telah memenuhi kebutuhan modal
dana D1 sebesar Rp 134juta.
Gambar 1.
Grafik Cashflow Proyek I
Analisa Data Proyek II
Berdasarkan
alur uang masuk dan uang keluar perusahaan untuk proyek II, maka diperoleh perhitungan
variabel “P” (nilai kelayakan) sebagai berikut:
Tabel 2.
Variabel “P2” untuk Proyek II (juta rupiah)
Selanjutnya
adalah membuat model matematis proyek running
software untuk Proyek II. Dari hasil
pemrograman linear untuk model Proyek
II didapat hasil antara lain:
1. Nilai P2=1, dimana menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan (rekanan) untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 100% atau
dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana.
2. Dana sebesar Rp 150juta (D1) dibutuhkan di bulan
pertama saja (Maret) dan pada bulan kedua (April) hanya dibutuhkan dana Rp
36juta (D2).
3. Objective
Function Max pada bulan
Januari 2013 sebesar Rp 309.juta yang
berarti keuntungan perusahaan adalah Rp 309juta-(D1+D2) = Rp 123juta (22,45%
dari nilai proyek)
4. BEP tercapai di antara bulan Juni dan Juli,
yaitu pada saat nilai S4-S5 sebesar 0~284juta telah memenuhi kebutuhan modal
dana D1+D2 sebesar Rp 186juta.
Gambar 2.
Grafik
Cashflow Proyek II
Analisa Data Proyek
III
Berdasarkan alur uang masuk dan uang keluar
perusahaan untuk proyek III, maka diperoleh perhitungan variabel “P” (nilai
kelayakan) sebagai berikut:
Tabel 3.
Variabel “P3” untuk Proyek III (juta rupiah)
Selanjutnya
adalah membuat model matematis proyek running
software untuk Proyek III. Dari hasil
pemrograman linear untuk model Proyek
III ternyata untuk dana maksimum sebesar Rp. 150juta setiap bulan
didapat hasil nilai P3=0,31, yang menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 31%
atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana.
Berdasarkan
hasil analisa sensitivitas Proyek III, didapat data nilai Min. RHS pada bulan
April sebesar -335juta, dimana menunjukkan bahwa kekurangan dana pada bulan
tersebut adalah sebesar Rp. 335juta (variabel “B2”). Untuk itu, dilakukan
revisi pemograman linier, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Nilai P3=1, dimana menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan (rekanan) untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 100%.
2. Dana sendiri sebesar Rp. 150juta tiap bulan
dibutuhkan di bulan April.
3. Pada bulan April dibutuhkan tambahan dana
pinjaman Rp 335juta (B2).
4. Objective
Function Max pada bulan
Januari 2013 sebesar Rp 867juta yang
berarti keuntungan kotor perusahaan adalah Rp 867juta-(D2+B2) = Rp. 382juta
(22,13% dari nilai proyek).
5. Dengan memperhatikan besar bunga bank 15% per
tahun, maka keuntungan bersih perusahaan adalah:
=
Rp 867juta-(D2)-(B2x115%)
=
Rp 867juta-Rp 150juta-Rp 385,25juta
=
Rp 331,75juta (19,22% dari nilai proyek)
6. BEP tercapai di antara bulan Mei dan Juni, yaitu
pada saat nilai S3-S4 sebesar 83~669juta telah memenuhi kebutuhan modal dana
D2+B2 sebesar Rp. 485juta.
Gambar 3.
Grafik Cashflow Proyek III
Analisa Data Proyek IV
Berdasarkan
alur uang masuk dan uang keluar perusahaan untuk proyek IV, maka diperoleh
perhitungan variabel “P” (nilai kelayakan) sebagai berikut:
Tabel 4.
Variabel “P4” untuk Proyek IV (juta rupiah)
Selanjutnya adalah membuat model matematis
proyek running software untuk Proyek IV. Dari hasil pemrograman linear untuk model Proyek IV didapat hasil antara lain:
1. Nilai P4=1, dimana menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan (rekanan) untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 100% atau
dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana.
2. Dana sebesar Rp 150juta (D3) dibutuhkan di bulan
Mei dan pada bulan kedua Juni hanya dibutuhkan dana Rp 14juta (D4).
3. Objective
Function Max pada bulan
Januari 2013 sebesar Rp 218juta yang
berarti keuntungan perusahaan adalah Rp 218juta-(D3+D4) = Rp 54juta (22,17%
dari nilai proyek)
4. BEP tercapai di antara bulan Juni dan Juli,
yaitu pada saat nilai S4-S5 sebesar 0~207juta telah memenuhi kebutuhan modal
dana D3+D4 sebesar Rp 164juta.
Gambar 4.
Grafik Cashflow Proyek IV
Analisa Data Multi
Proyek
Dari hasil analisa data proyek I, II, III dan IV
di atas, apabila perusahaan menginginkan mengerjakan keempat proyek tersebut
secara bersamaan, maka setelah melalui permodelan matematis gabungan, running software, dan pemrograman
linier, didapatkan hasil sebagai berikut:
Nilai P1, P2, P3 dan P4 = 1, dimana menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan untuk menangani proyek tersebut adalah sebesar 100%.
1. Dana sendiri sebesar Rp 150juta tiap bulan
dibutuhkan di bulan Maret dan April.
2. Pada bulan April dibutuhkan tambahan dana
pinjaman Rp 321juta (B2).
3. Objective
Function Max pada bulan
Januari 2013 sebesar Rp 1.400juta
yang berarti keuntungan kotor perusahaan adalah Rp
1.400juta-(D1+D2+B2)
= Rp. 779juta (22,19% dari nilai total proyek I, II, III dan IV)
4. Dengan memperhatikan besar bunga bank 15% per
tahun, maka keuntungan bersih perusahaan adalah:
=
Rp 1.400juta - (D1+D2+D3) - (B2 x 115%)
=
Rp 1.400juta - Rp. 300juta - Rp. 369,15juta
=
Rp 730,85juta (20,82% dari nilai total proyek I,
II, III dan IV)
5. BEP tercapai di antara bulan Mei dan Juni, yaitu
pada saat nilai S3-S4 sebesar 36~630juta telah memenuhi kebutuhan modal dana
D1+D2+B2 sebesar Rp 621juta.
Gambar 5.
Grafik Cashflow Multi Proyek
KESIMPULAN
Dari uraian hasil dan analisa yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Dengan menggunakan metode pemrograman linear
dapat dianalisa kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek, yaitu:
a. Kemampuan perusahaan untuk mengerjakan Proyek I (single project) adalah sebesar 100% atau dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana. Demikian
pula hal tersebut terhadap Proyek II dan IV (single
project).
project) hanya sebesar 31% atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa tambahan dana.
c. Kemampuan perusahaan apabila mengerjakan
keempat proyek secara bersamaan (multi
project) mengalami kendala pada Proyek III, dimana kemampuan perusahaan
untuk mengerjakan proyek hanya sebesar 31% atau tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan tanpa tambahan dana.
2. Analisa perencanaan pendanaan dan keuntungan
yang optimal untuk keempat proyek yang menjadi obyek penelitian didapatkan
hasil optimasi sebagai berikut:
a. Untuk Proyek I keuntungan perusahaan adalah Rp
220juta (22,17% dari nilai
proyek).
b. Untuk Proyek II keuntungan perusahaan adalah Rp
123juta (22,45% dari nilai
proyek).
c. Untuk Proyek III keuntungan kotor perusahaan
adalah Rp 382juta (22,13% dari
nilai
proyek). Dengan memperhatikan bunga bank 15% per tahun, maka
keuntungan
bersih perusahaan adalah Rp 331,75juta (19,22% dari nilai proyek).
d. Untuk Proyek IV keuntungan perusahaan adalah Rp
54juta (22,17% dari nilai
proyek).
e. Untuk multi
project keuntungan kotor perusahaan adalah Rp 779juta (22,19%
dari nilai total
proyek I, II, III dan IV). Dengan memperhatikan besar bunga bank 15% per tahun,
maka keuntungan bersih perusahaan adalah Rp. 730,85juta (20,82% dari nilai
total proyek I, II, III dan IV).
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Rahmadi. 2004. Riset
Operasional Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Burke, Rory. 2004. Project Management. Australia: John Willey & Sons
Inc.
Ervianto, Wulfram. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Gilbreath, Robert D. 1992. Managing Construction
Contracts: Operational Controls for Commercial Risks, 2nd Edition. Australia:
John Willey & Sons Inc.
Hiller, Libberman. 1990. Pengantar Riset
Operasi. Jurong-Singapore: Mc Graw-Hill Book Company.
Hinze, Jimmie W. 1997. Construction Safety.
Columbus Ohio: Prentice Hall Inc. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah : Beserta Penjelasannya. Surabaya: Karina.
Kistiani, Frida. 2010. Optimasi Pendanaan Proyek
Dengan Teknik Pemrograman Linier (Studi Kasus: Proyek-proyek dengan Kontrak
Unit Price). Semarang: Universitas Diponegoro.
Mawdesley, Michael. 1997. Planning and
Controlling Construction Projects The Best Laid Plans. British: Addison Wesley
Longman.
Mulyono, Sri. 1999. Operations Research. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonom
Jakarta: Universitas Indonesia.
Muzayanah, Yannu. 2008. Pemodelan Proporsi Sumber Daya Proyek
Konstruksi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Nisendi B, Anwar. 2000. Linear Programming. Jakarta: Gramedia.
Partono, Windu. 2007. Evaluasi Kelayakan
Pendanaan Proyek dengan Teknik
Pemrograman Linier. Jurnal Teknik (ISSN:
1978-1697) Vol. 28 hal 1-8
Sahid, Muh. Nur. 2004. Pengendalian dan Optimasi
Waktu, Biaya Menggunakan Metode
Simulated Annealing. Indonesian Scientific
Jurnal Database Vol. 15 hal 143-153
Siswanto. 1992. Pemrograman Linear Lanjutan.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma
Jaya.
Sudarsana, Dewa Ketut. 2008. Pengendalian Biaya
dan Jadual Terpadu Pada Proyek
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Vol. 12 No.2
Taha, H.A. 1993. Operations Research 5th edition. Collier Macmillan.
Widjaya, Ali Aksum. 2007. Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 85 tahun 2006
Tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden
Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah. Semarang: CV Duta Nusindo.
Winston, Wayne L. 2003. Introduction to Mathematical Programming 4 th
Edition.
Pacific Grove: Brooks Cole.
Yasin, H. Nazarkhan. 2006. Mengenal Kontrak
Konstruksi di Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.